Selamat Datang, Salam Kenal

Selamat Datang, Salam Kenal
Anda bisa juga tengok postingan lainnya dengan klik foto saya

Minggu, 30 Mei 2010

Kepala Sekolah dan Optimalisasi Kompetensi Guru


Mencermati isu seputar pendidikan akhir-akhir ini tak urung membuat saya (guru biasa) merasa harus lebih banyak lagi membaca guna memperoleh banyak referensi ketika harus berargumentasi. Dari hasil baca-baca tersebut lalu mengkomparasikannya dengan realita yang ada maka saya terbitkan entri ini dengan berkeyakinan bahwa kita, pemangku kepentingan di bidang pendidikan, sudah tidak lagi anti saran dan alergi terhadap kritik.
Tulisan ini sama sekali bukan dalam rangka menohok seseorang, melainkan tidak lebih dari sekedar untuk mengingatkan diri sendiri dan kita semua bahwa suatu sekolah agar dapat menjalankan fungsi pelayanan pendidikan yang baik terhadap masyarakat sangat dipengaruhi di antaranya oleh kadar kompetensi kepala sekolah yang memimpinnya. Salah satu factor yang paling menentukan adalah sejauh mana seorang kepala sekolah mampu berkontribusi dalam rangka mengoptimalkan kompetensi guru yang dipimpinnya.


Jika guru memiliki kompetensi yang optimal sudah barang tentu akan dapat menjalankan tugas dan fungsi pokoknya secara optimal pula. Untuk dapat berperan dalam mengoptimalkan kompetensi guru kepala sekolah harus menguasai dulu kompetensi kepala sekolah juga kompetensi guru mengingat kepala sekolah juga seorang guru.
Peran ganda kepala sekolah (sebagai pimpinan dan guru) memang bukan hal yang boleh dikatakan sepele karena ini justru bisa menjadi buah simalakama. Kepala sekolah dituntut harus mampu menjadi guru yang lebih dari guru biasa. Kepala sekolah harus mampu menjadi model bagi guru lain dalam hal apa saja, apalagi dalam hal menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas. Jika kini pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM sedang jadi trend, kepala sekolah harus yang pertama dapat menjadi contoh. Jika kepala sekolah harus menagih administrasi mengajar guru, tunjukkan bahwa administrasi mengajarnya sendiri juga telah selesai dikerjakan. Kepala sekolah dalam konteks kekinian zaman tidak cukup hanya dengan tiba di sekolah paling awal dan pulang paling akhir. Wah, jadi kepala sekolah kok ternyata ribet amat, ya? O ya jelas, donk. Ini baru sebagian kecil, pekerjaan administrasi sekolah yang lain masih seabreg yang harus di selesaikan. Resiko!
Pendek kata untuk dapat benar-benar berperan dalam mengoptimalisasi kompetensi guru seorang kepala sekolah seyogyanya juga seorang guru yang benar-benar berkompeten baik dalam kapasitasnya sebagai pimpinan maupun sebagai guru sehingga dapat dijadikan model. Maka tidak sepatutnya seorang kepala sekolah marah-marah dan berperangai sewot berlebihan dengan melontarkan kata-kata menyakitkan pada guru ketika hasil UN jeblok, karena sesungguhnya kegagalan UN juga merupakan kegagalan seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Juga, sebagai guru biasa, kita jangan membenamkan diri pada kondisi yang biasa-biasa saja. Maksudnya, kita harus lebih banyak lagi bercermin pada kode etik guru dan berpedoman pada tugas pokok dan fungsi kita sebagai guru dengan penuh semangat kreatif dan inovatif sesuai tuntutan profesi sebagaimana  yang  diamanatkan oleh UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 35 ayat 1, sekalipun kita sedang  dalam kondisi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang menurut kita kurang dapat dijadikan teladan.
Memang yang saya urai di atas terkesan sangat ideal,  dan saya sungguh menyadari bahwa yang ideal itu tidak mungkin 100% dapat dicapai, ya harapannya; setidaknya jangan terlampau jauh dari kategori itu-lah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar